Kamis, 29 September 2011

Pengalaman yang jadi pelajaran


Cerita ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu. Ketika saya kelas 5 SD. Ketika saya bersama teman saya yang bernama Najma yang umurnya  setahun lebih tua. Pada saat itu kami bermain di pemainan di salah satu mall. Ketika itu kami bermain di Timezone. Kami pun bermain memisah. Saat itu saya dihampiri oleh wanita sekitar umur 30 tahun. Dia memakai berbaju putih dengan celana bahan yang panjang. Rambutnya sepundak dan digerai. Ketika ia mengahampiri saya,pundak saya pun di pegang dan saya pun menoleh ke arah dia. Dia pun berkata "nama kamu siapa?" "Naila hanna" jawabku. Lalu tanpa basa basi ia menawarkan casting untuk saya. Lalu saya panggil Najma. Dia pun menawarkan ke Najma juga. Awalnya saya tidak ingin menerimanya,karna saya belum kenal dengan wanita tersebut. Tetapi Najma memaksa saya karna ia ingin sekali mengikuti casting tersebut. Lalu saya pun mengiyakan. Kami pun di ajak ke Plaza Atrium. Kami kesana menggunakan bus. selama perjalanan ia bercerita cerita tentang casting. Dan dia juga bertanya tentang  kami. Dia memberitahukan agar kami selalu hati hati,karena kejahatan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Sebelum sampai ia menyarankan agar perhiasn kami di simpan di dalam dompet saja,lalu kami mematuhi perintah dia. Sesampainya kami di Plaza Atrium,kami makan di sebuah restaurant terlebih dahulu. Setelah kami makan,kami di ajak untuk pemotretan di studio. Wanita itu menunggu di luar studio dengan memeganngi tas kami. Semua biaya di tanggung oleh dia. Dan setelah selesai kami pun turun ke lantai dasar. Ketika di lift ia memberi btahu bahwa tas kami terbuka. Lalu setelah keluar kami pun duduk dan memeriksa tas kami. Ketika di buka dombet cincin dan uang 100.000 saya hilang dan kalung,cincin dan uang 50.000 milik Najma pun hilang. Kami pun khawatir karna takut di marahi oleh orang tua kami. Ketika sore hari wanita itu bilang bahwa orang yang akan mengcatingkan kami tidak datang karena ada acara. Sebelum kami pulang,ia meminta maaf karena ia mengaku bersalah. Ia berjanji akan menggantikan perhiasan kami,ia akan datang kesekolah kami hari senin. Kami pun bulang berdua,ia menitipkan kami ke supir. Biaya kendaraan pun di tanggung oleh dia. Kami baru menyadari jika kita di hipnotis oleh orang tersebut. Sesampai dirumah kami terpaksa berbohong oleh orang tua kami. kami mengatakan bahwa perhioasan kami di jambret. kami pun dimarahi. Ketika hari senin di sekolah kami menunggu wanita itu datang untuk ke sekolah dan ternyata omongan dia hanya bohong. Kami trauma dengan kejadian tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar